Buku Jakarta Breaking Poetry
Ternyata, pilihan kata yang dipakai dalam puisi-puisi pada buku tersebut menggunakan kosakata yang gampang dipahami. Buat saya, khususnya. Dan uniknya keindahan puisi-puisinya tidak hilang. Hilang..mengalir. Bak membaca tulisan curhatan.
Buku antologi puisi ini memuat 30 puisi yang melenceng dari pakem alias nyleneh. Ada puisi tentang curhatan mahasiswa yang tidak lulus-lulus dan berharap dosennya berbaik hati. Puisi mahasiswa ini berjudul Menantu Peraih Nobel Kehidupan.
Puisi ini pun diawali dengan kata-kata yang indah..menohok hati..menyindir habis. Berikut kutipannya :
Dulu suka menghina kakak kelas yang ga lulus-lulus
Sekarang kena karma, karena beberapa kali ikut remidial gak juga tembus
Kuliah makin lama makin tak terurus
Karena otak udah mentok, semangat belajar juga sudah tak lagi mak nyus
Dan saya kutip juga akhir puisi ini
Setidaknya dengan sebuah tambahan gelar di belakang nama tentu akan menambah nilai artistik dan keindahan di kartu undangan
Secara tidak tertulis di situ IPK yang hanya satu koma sekian sekian
Beserta berapa waktu yang dibutuhkan di dalam mengarungi semester dan mencapai kelulusan
Yang penting ketika ada gelar, perasaan jadi tentram, hati tenang dan posisi sebagai menantu juga makin terasa aman
Ya...bagi penikmat puisi maupun yang mau belajar bikin puisi. Buku antologi Jakarta Breaking Poetry bisa dijadikan salah satu referensi. Jelas-jelas menghibur...dan bagi pemula bener-bener mirip curhatan yang dipuisikan. Puisinya panjang-panjang..kayak balada kali. Meskipun tidak sepanjang puisi-puisi essay yang dikomandani oleh Denny J.A. Yang jelas, saya sangat menikmatinya. Buktinya..buku antologi ini, dalam sehari pun selesai saya baca.
Tema-tema yang diangkat dalam antologi Jakarta Breaking Poetry pun bervariatif. Ada puisi tentang fenomena mudik yang dberi judul Mudik dalam Puisi. Ada kehidupan di dunia transportasi seperti dalam puisi yang berjudu Mimpi Sang Schumacher, Masinis Stasiun Tokyo dan Mungkin Ini Bukan Jalan Tuhan (tentang tukang ojek) serta magnituode Gelombang Sang Legenda (tentang Bajaj). Puisi tentang kawin kontrak yang diberi judul Mahligai Prostitusi Santun. Puisi nikah siri, puisi arisan brondong, puisi perawan, puisi kopi darat, puisi gigolo, puisi bencong dan banyak tema lagi.
Bagi yang menyukai karya-karya yang nyleneh..gokil tapi tetap berisi. Silakan baca buku Jakarta Breaking Poetry ini.
Salam baca buku.
Buku antologi puisi ini memuat 30 puisi yang melenceng dari pakem alias nyleneh. Ada puisi tentang curhatan mahasiswa yang tidak lulus-lulus dan berharap dosennya berbaik hati. Puisi mahasiswa ini berjudul Menantu Peraih Nobel Kehidupan.
Puisi ini pun diawali dengan kata-kata yang indah..menohok hati..menyindir habis. Berikut kutipannya :
Dulu suka menghina kakak kelas yang ga lulus-lulus
Sekarang kena karma, karena beberapa kali ikut remidial gak juga tembus
Kuliah makin lama makin tak terurus
Karena otak udah mentok, semangat belajar juga sudah tak lagi mak nyus
Dan saya kutip juga akhir puisi ini
Setidaknya dengan sebuah tambahan gelar di belakang nama tentu akan menambah nilai artistik dan keindahan di kartu undangan
Secara tidak tertulis di situ IPK yang hanya satu koma sekian sekian
Beserta berapa waktu yang dibutuhkan di dalam mengarungi semester dan mencapai kelulusan
Yang penting ketika ada gelar, perasaan jadi tentram, hati tenang dan posisi sebagai menantu juga makin terasa aman
Ya...bagi penikmat puisi maupun yang mau belajar bikin puisi. Buku antologi Jakarta Breaking Poetry bisa dijadikan salah satu referensi. Jelas-jelas menghibur...dan bagi pemula bener-bener mirip curhatan yang dipuisikan. Puisinya panjang-panjang..kayak balada kali. Meskipun tidak sepanjang puisi-puisi essay yang dikomandani oleh Denny J.A. Yang jelas, saya sangat menikmatinya. Buktinya..buku antologi ini, dalam sehari pun selesai saya baca.
Tema-tema yang diangkat dalam antologi Jakarta Breaking Poetry pun bervariatif. Ada puisi tentang fenomena mudik yang dberi judul Mudik dalam Puisi. Ada kehidupan di dunia transportasi seperti dalam puisi yang berjudu Mimpi Sang Schumacher, Masinis Stasiun Tokyo dan Mungkin Ini Bukan Jalan Tuhan (tentang tukang ojek) serta magnituode Gelombang Sang Legenda (tentang Bajaj). Puisi tentang kawin kontrak yang diberi judul Mahligai Prostitusi Santun. Puisi nikah siri, puisi arisan brondong, puisi perawan, puisi kopi darat, puisi gigolo, puisi bencong dan banyak tema lagi.
Bagi yang menyukai karya-karya yang nyleneh..gokil tapi tetap berisi. Silakan baca buku Jakarta Breaking Poetry ini.
Salam baca buku.
Post a Comment